Usung Konsep Literasi Daerah, Nurbaya Pulhehe Wakili Maluku Di Ajang #IndonesiaUSA70th Youth Ambassadors 2019

Hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat kini memasuki tahun ke-70. Sebagai bentuk rasa syukur atas hubungan diplomasi yang terjalin dengan baik. Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat berkolaborasi, mengusung program #IndonesiaUSA70 Youth Ambassadors. Yang mana merupakan Kolaborasi program Outstanding Youth For The World (OYTW) dari kemetrian luar negeri bagian diplomasi publik dan IVLP dari pemerintah Amerika Serikat. Dengan menggait pemuda-pemudi berprestasi seIndonesia, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesepahaman antar kedua negara melalui generasi muda serta berupaya untuk menjaring People to People Contact antar kedua negara.

Sebagai tim penyelenggara, kementerian Republik Indonesia, bagian diplomasi public telah menerima sekitar 548 berkas calon peserta sejak pendaftaran dibuka. Hingga diseleksi menjadi 60 besar dan menuju tahap 20 peserta terbaik. 20 peserta terbaik inilah yang diundang langsung oleh tim panitia bertandang ke Jakarta untuk melaksanakan seleksi tahap akhir. Tim panitia juga menyediakan seluruh akomodasi para peserta, mulai dari tiket pp, tempat tinggal dan makan selama kegiatan. 20 peserta terbaik ini merupakan perwakilan provinsi dan juga universitas di seluruh Indonesia. Mereka yang terseleksi juga berasal dari berbagai jurusan Pendidikan seperti, Teknik industry, imigrasi, kedokteran, hukum internasional, sastra Inggris, Pendidikan Bahasa Inggris dan lain-lain.

Salah satu dari 20 peserta terbaik itu, adalah Nurbaya Pulhehe, yang akrab dipanggil Baya. Gadis asal Mamala kota Ambon ini berhasil menjadi perwakilan Maluku di ajang berkelas ini. Menjadi perwakilan Maluku, Baya mengusung konsep Literasi Daerah melalui peningkatan minat baca dengan strategi pengelolaan ruang baca pada lokasi wisata public. Seperti di Gong perdamaian, Pantai Natsepa, Pintu Kota, Lubang Buaya dan tempat wisata umum lainnya yang kerap dikunjungi oleh masyarakat local. Lebih lanjut, Penyediaan ruang baca yang memadai serta bahan bacaan yang berkuwalitas di tempat-tempat wisata umum Maluku, menurut Baya akan lebih muda meningkatkan kesadaran minat baca masyarakat. Melihat dari data Nasional, Literasi masyarakat Maluku masuk dalam kategori terrendah dibandingkan dengan provinsi yang lainnya. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran Baya untuk mengubah cara pandang masyarakat Maluku melalui budaya Membaca. Lebih lanjut, Baya menyadari betul bahwa untuk mewujudkan program tersebut, perlu banyak hal yang harus disediakan salah satunya adalah media baca.

Untuk itulah, Baya menginisiakan pembuatan buku bergenre komik dan cerpen yang isinya  seputar cerita rakyat Maluku. Hal ini dikarenakan, cerita-cerita rakyat Maluku akan mampu memberikan banyak pengetahuan dalam bentuk nilai-nilai moral bagi generasi muda. Lebih lanjut, pemanfaatan cerita rakyat Maluku sebagai media buku akan menjadikan masyarakat lebih muda tertarik membaca. Hal ini dikarenakan sebagian besar cerita rakyat yang dituangkan diambil dari berbagai daerah di Maluku. Seperti di desa Mamala yang terkenal dengan cerita Putri Putiehu atau di belahan daerah Maluku yang lainnya. Tujuan lainnya juga untuk mengembalikan literasi Daerah yang lama tertinggal. Sehingga cerita rakyat lama yang mungkin belum pernah di dengar oleh generasi sekarang dapat dipelajari, baik dari moral nya maupun hikmah yang terkandung dalam cerita tersebut.

Tinggalkan Balasan