Revolusi Society 5.0

Ketika Indonesia sibuk mewacanakan dan menecoba konsep penerapan revolusi industri 4.0, Jepang hari ini sudah lebih maju satu langkah dengan kesiapan mereka menerapkan Society 5.0. Jepang sudah berancang-ancang mendigitalisasi seluruh aspek kehidupan mengingat semakin memburuknya krisis buruh dan pesatnya penuaan penduduk di negara itu

Kesiapan Negara Sakura ini untuk menuju era society 5.0 sebenarnya sudah dimulai diperkenalkan pada Juni 2017 silam. Saat itu, Kantor Perdana Menteri Jepang merilis rincian strategis, termasuk penggunaan teknologi baru untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan ekonomi. Tekad menerapkan era super pintar itu kembali disampaikan Jepang pada ajang World Economic Forum di Davos, Swiss.

Konsep Society 5.0 dipicu dengan permasalah serius yang dimiliki Jepang, yakni penurunan jumlah populasi. Laman daring Kompas.com menyatakan saat ini jumlah penduduk Jepang usia produktif berada di angka 77 juta jiwa dan akan berkurang sebesar 70 persen menjadi 53 juta pada 2050. Sedangkan dilain sisi, populasi di atas usia 65 tahun akan meningkatkan sebesar 38,4 persen pada 2065.

Atas kondisi tersebut, Pemerintahan Jepang meluncurkan kebijakan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam tenaga kerja dan dilakukan legislasi yang membuka pintu bagi lebih banyak tenaga kerja asing.

Kehidupan sehari-hari juga akan berubah dengan hadirnya aplikasi pintar berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dipasang di rumah seperti di pintu kulkas. Melalui teknologi tersebut, warga Jepang dapat melihat saran makanan dan bumbu sesuai musim atau resep memasak. Mereka juga dapat melihat data pasokan pangan yang masih tersedia.

Society 5.0 bukan hanya tentang teknologi, tapi juga kebijakan dan regulasi. Pemerintah Jepang mendorong pebisnis setempat untuk berbagi big data dan meningkatkan kerja sama untuk menciptakan inovasi baru. Saat ini, kemampuan perusahaan masih terbatas karena data yang diperlukan dimiliki entitas lain.

Pada masa depan, sektor swasta dan umum dapat bekerja sama untuk menciptakan sistem baru yang lebih aman dan efektif. Hal itu dinilai akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk berbagi informasi dan mengizinkan perusahaan lain menggunakan data mereka guna mengembangkan produk yang lebih baik dan bagus.

RI Sibuk Kejar Industri 4.0, Jepang Masuki Era Society 5.0

Society 5.0 ini menjadi sebuah cetak biru dan strategi masa depan yang sangat pas mendobrak kegilaan negara-negara selain Jepang akan Revolusi Industri 4.0. Di tengah banyaknya pekerjaan yang hilang karena otomatisasi dan kapitalisme yang bertepuk tangan dikarenakan efektifitas dan efisiensi bisa diwujudkan, Society 5.0 menjadi angin segar perubahan.

Perlu dipahami juga, bahwa ini merupakan sebuah perjalanan panjang untuk mewujudkannya. Jepang akan menunjukkan pada dunia bahwa Society 5.0 ini akan sukses dan pelan-pelan memasuki negara-negara lain yang saat ini masih dan akan fokus pada Revolusi Industri 4.0.

Apa yang menjadi fokus Jepang di dalam Society 5.0 menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mempercepat transformasi masyarakatnya. Tidak masalah bagi  Indonesia langsung berpijak pada dua kaki, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Justru kedua momentum ini harus digabungkan menjadi sebuah blue print nasional.

Kita harus menyadari, apa yang Indonesia akan dapatkan tidak dimiliki oleh banyak negara. Tentu kita tidak ingin terlambat dalam menyadari generasi yang terus menua seperti Rusia, Korea, Singapura dan Jepang.

Jika tidak bisa menjadi terdepan, menjadi pengikut terbaik pun menjadi pilihan tepat bagi Indonesia. Begitu banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh bangsa Indonesia. Walaupun demikian pastinya kita bisa menjadi bangsa yang sangat optimis dan mampu menikmati bonus demografi serta menjadi negara terhebat di dunia ini. Mari kita tanamkan harapan itu, dimulai dari diri sendiri.

source:

  1. kompasiana
  2. sindonews


Tinggalkan Balasan