PARADIGMA SISTEM PENDIDIKAN DI AMERIKA

(Hasil Diskusi bersama Prof. Clyde Wilcox, Ph.D from Georgetown University, Dr. George Anwar from University of California, Berkeley , and Dr. Emmerson,Ph.D The Director Southeast Asia Program, Stanford University)

Bersama Dr. Emmerson Selaku Direktur Southeast Asia Program, Stanford University

Pendidikan merupakan faktor utama kemajuan bangsa. Hal ini dikarenakan pendidikan menjadi pondasi atau poros pesatnya perubahan yang terus menerus terjadi seiring zaman. Salah satunya, Pendidikan  di Abad ke-21 yang senantiasa menggulirkan perubahan system yang luar biasa, betapa tidak, melalui peralihan system manual ( human user) menjadi system berbasis teknologi menuntut semua system pendidikan secara tidak langsung juga mengalami perubahan. Alhasil, dampak terbesar pada dunia pendidikan ketika pemandangan tenaga manusia tergantikan alat atau robot buatan manusia bukanlah hal yang tabu. Lebih lanjut, Pendidikan abad 21 juga  menawarkan tuntutan keras untuk terus terampil berinovasi dalam menghadapi pesatnya perubahan. Berkenaan dengan itu, beberapa pandangan diutarakan oleh para guru besar Amerika Serikat seperti  Dr. George Anwar from University of California, Berkeley, sebagai salah satu dosen yang mengampu Mechanical Engineering, George menjelaskan bahwasanya perubahan akan terus menerus terjadi tinggal bagaimana kesiapan dari human resource atau sumber daya manusia sendiri dalam menghadapinya.  Lebih lanjut, dalam slide paparannya, menampilkan poin mendasar terkait discovery learning model yang jika dikaitakan masih berkesinambungan dengan salah satu metode didalam kurikulum K13 yang kini diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Metode discovery learning, sederhanaya tujuan metode ini untuk menumbuhkan ketreampilan serta menciptakan inovasi terbarukan.

            Hal yang sama juga disampaikan oleh Prof. Clyde Wilcox, Ph.D from Georgetown University, terkait ketidakadanya sistem kurikulum nasional yang diterapkan oleh pemerintah Amerika serikat, malah memberikan peluang untuk setiap Negara bagian secara bebas menyusun serta mendesain kebutuhan pendidikan yang diinginkan. Oleh karena itu, system pendidikan akan terwujud sesuai target kebutuhan masing-masing Negara bagian. Dengan begitu, langkah-langkah peningkatan kapasitas pendidikan disetiap Negara bagian juga senantiasa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan zaman. Walaupun begitu, setiap Negara bagian juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan human resourse atau sumber daya manusia khususnya di bidang pendidikan yakni para guru. Salah satu bentuknya melalui pelatihan kecakapan serta uji kelayakan menjadi seorang pendidik. Hal ini dikarenakan guru menjadi pondasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.  

            Pandangan lain juga disampaikan oleh Dr. Emmerson,Ph.D The Director Southeast Asia Program, from Stanford University, sebagai satu-satunya cendekiawan yang lebih banyak mengenal system Indonesia baik dari sisi social, politik, dan pendidikan. Dr. Emmerson berpendapat bahwasanya sistem pendidikan Amerika tentunya menitikberatkan pada kebutuhan zaman. Selain karena proses percepatan perubahan seringkali terjadi sehingga hal ini pula menjadi langkah dalam mewujudkan pemerataan pendidikan yang berkualitas di tiap-tiap negara bagian. Oleh karena itu, jika mengamati system pendidikan yang dianut. Semenjak bertandang ke Indonesia seringkali terdengar issu pendidikan dari segi system kurikulum Nasional, yang kerap kali menjadi kendala terbesar bagi sebagian besar murid-muridnya. Mungkin hal yang perlu di evaluasi lebih lanjut oleh pemerintah demi menselaraskan system pendidikan secara menyeluruh dan tepat sasaran adalah melakukan kajian ulang kebutuhan pendidikan yang belum terlaksana sehingga peningkatan system bisa sejajar dan berintegrasi.

#indonesiausa70th

#indonesiausayouthambassadors

#inidiplomasi #indonesiaway #oytw_ivlp2019

Tinggalkan Balasan