BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Perbedaan belajar dan pembelajaran:

Belajar: Proses yang dilakukan individu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi ngerti (mengalami perubahan).

Pembelajaran- Tindak mengajar- Kesadaran belajar.

Pembelajaran : Tindak mengajar untuk menarik siswa memahami materi/inovation agar peserta didik mau belajar.

Hakekat belajar dan pembelajaran:

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman belajar bukan suatu hasil melainkan proses.

Belajar adalah memperoleh pengetahuan latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Belajar:    –    Proses mental dan emosional.

  • Penyebab perubahan pengetahuan dan perilaku.
  • Mengalami sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
  • Perubahan bersifat relatif permanen.
  • Perubahan akibat reaksi dan bukan karena kematangan.

Belajar bagaikan air mengalir disebuah sungai, mengalir, dinamis, penuh resiko, menggairahkan. Kesalahan, kreativitas, potensi, dan ketakjuban mengisi tempat itu.

Pengertian belajar berdasarkan pandangan-pandangan:

  1. Psikologis Klasik

Belajar adalah proses pengembangan dan latihan jiwa.

Pakar pendukung psikologis klasik : J.J. Rosseou dan Pestalzzi, Jhon Lock

  1. Psikologis Daya

belajar adalah melatih daya-daya agar dapat berfungsi dengan baik.

  1. Mental State

Belajar adalah memperoleh pengetahuan melalui alat indera yang disampaikan dalam bentuk perangsang-perangsang dari luar.

  1. Behavioristik

Belajar adalah membentuk hubungan stimulus respon dengan latihan-latihan.

Pakar pendukung behavioristik :Edward Lee Thorndike, J.B Watson, Carck Hull, Edwin Guithrie, B.F Skinner, Albert Bandura, Ivan Petrovich Pavlov, Robert Gagne.

  1. Psikologis Kognitif

Belajar adalah proses-proses pusat otak atas struktur kognitif (fakta) dalam bentuk pemahaman dan pemecahan masalah.

Pakar pendukung psikologis kognitif: Bruner, Piaget, David P.Ausubel

  1. Gestal

Belajar adalah akibat interaksi antara individu dengan lingkungan berdasarkan keseluruhan dan pemahaman.

Pakar pendukung pandangan psikologis gestalt: Max Wertheimer Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler

Dua pandangan tentang belajar:

1.Belajar dianggap sama dengan menghafal.

Karakteristik:a. Belajar berarti menambah sejumlah pengetahuan

  1. Belajar berarti mengembangkan kemampuan intelektual.
  2. Belajar adalah hasil bukan proses.
  3. Belajar dianggap sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.

Karakteristik:a. Belajar adalah aktivitas yang dirancang dan bertujuan.

  1. Tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku secara utuh.

c.Belajar bukan hanya sebagai hasil, akan tetapi juga sebagai proses pemecahan masalah.

Pembelajaran :

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran:

*Student oriented, (siswa bukan obyek, tetapi subyek belajar) Bukan diukur sejauhmana siswa menguasai materi, tetapi sejauhmana siswa beremansipasi terhadap proses belajar.

*Berlangsung dimana saja.

*Mencapai TUJUAN TERTENTU, yaitu bukan hanya kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Proses pembelajaran:

-Interaktif ( bersikap aktif).

-Inspiratif.

-Menyenangkan

-Menantang

-Memotivasi

Mengajar:

Mengajar bagaikan “tukang bersih sungai” agar air dapat mengalir bebas hambatan

  • Mengangkat sampah, kotoran lain
  • Mengeruk lumpur, pasir
  • Memindahkan batu, kayu

Ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran, cinta, sukacita, improvisasi, pengendalian diri memenuhi pekerjaan itu

Kurikulum 2013:

Perubahan yang mempengaruhi pola pikir: proses

1.Pembelajaran disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

2.Lintasan yang berbeda untuk proses pembentukan tiap kompetensi

3.Pembelajaran melalui pendekatan scientific:

– Mengamati

– Menanya

– Mencoba

– Menalar

– Mengkomunikasikan (berlaku untuk semua mapel/tema).

  1. Model Pembelajaran:

Discovery learning (Sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri).

Project based learning (metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi (pendapat), sintesis (kesatuan), dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar).

-Collaborative learning (pembelajaran dilakukan dengan kelmpok).

Perubahan pola pikir kurikulum 2013:

  1. Guru dan Buku Teks bukan satu-satunya sumber belajar.(bisa berdasarkan pengalaman).
  2. Kelas bukan satu-satunya tempat belajar.
  3. Belajar dapat dari lingkungan sekitar .
  4. Mengajak siswa mencari tahu, bukan diberi tahu.
  5. Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang sering bertanya.
  6. Menekankan pentingnya kolaborasi Guru dan siswa adalah rekan belajar.
  7. Proses nomer satu, hasil nomer dua.
  8. Teaching (mengajar) – Tutoring (les).

Standar kompetensi lulusan (SKL KURIKULUM 2013)

1.SIKAP/AFEKTIF (Krathwohl) :

-Pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya

-Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

Taksonomi Domain Afektif (Krathwohl)

  • Mengenai perasaan,
  • Emosi,
  • Psikologis (kurang nyata dalam sesuatu mata pelajaran)
  • Perasaan murid yang suka, atau benci akan sesuatu mata pelajaran amat penting dalam pengajaran guru.
  • Guru harus memupuk perasaan suka dan minat dikalangan murid dalam mata pelajaran yang diajarnya.
  • Perasaan afektif seperti suka dan minat adalah lebih kekal dan mendalam kesannya daripada kebolehan kognitif.
  • Domain afektif ini meliputi berbagai perasaan yang menuju ke peringkat yang paling tinggi, yaitu perwatakan.

Indikator hasil belajar (sesuai dengan TUJUAN yg ada dalam Kurikulum/SNP)AFEKTIF DOMAIN (Taxonomi KRATHWOHL)

  1. KETERAMPILAN/PSIKOMOTORIK (Dyers) :
  • pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
  • Mengamati + Menanya + Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta

Indikator hasil belajar PSIKOMOTOR DOMAIN (Taxonomi DYERS dkk)

  1. PENGETAHUAN/COGNITIVE (Bloom):
  • pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
  • Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi +Mencipta

Indikator hasil belajar kognitif domain (Taxonomi BENJAMIN S. BLOOM)

Pendekatan ilmiah (scientific): Pendekatan ilmiah berarti konep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang  melandasi penerapan metode ilmiah.

Pengertian Pendekatan Integratif atau terpadu adalah rancangan kebijaksanaan pengajaran bahasa dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan, atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak ada yang berdiri sendiri atau terpisah-pisah.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

  1. Prinsip Perhatian dan Motivasi

Tindak PEMBELAJAR untuk menumbuhkan PERHATIAN & MOTIVASI pebelajar:

  • Merancang & menyiapkan bahan ajar dengan baik
  • Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yg menyenangkan
  • Meyakinkan pebelajar bahwa mereka mampu dan bisa berprestasi
  • Meyakinkan bahwa ilmu yg dipelajari bermanfaat
  • Siswa belajar lebih banyak, jika setiap langkahnya segera diberi penguatan (reinforcement)

Perhatian merupakan pemusatan psikis, salah satu aspek psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan luar diri individu. Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.

Jenis-jenis motivasi:

  1. Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi intrinsik dalam belajar, biasanya berhubungan dengan, ”Keinginan untuk mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu. Dalam belajar telah terkandung tujuan menambah pengetahuan”
  2. Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Motivasi ekstrinsik dalam belajar, biasanya berkaitan dengan, ”Mencari penghargaan berupa angka, hadiah dan sebagainya”.
  3. Prinsip Transfer dan Retensi

Implikasi tindak PEMBELAJAR, bahwa :

  • Retensi pebelajar menguat bila pebelajar mengetahui tujuan belajarnya.
  • Retensi pebelajar menguat bila bahan yang diajarkan “BERMAKNA”
  • Retensi sangat tergantung pada kondisi psikis dan fisik
  • Transfer pengetahuan berjalan optimal jika pembelajar berhasil menciptakan situasi kondusif sesuai dengan kebutuhan pebelajar
  1. Prinsip Keaktifan

Membangun KEAKTIFAN pebelajar, adalah pekerjaan yg maha dahsyat

Implikasi tindak PEMBELAJAR :

  • Memberi kesempatan dan peluang yang luas untuk berkreasi (termasuk inkuiri dan eksperimen)
  • Memberi tugas individu dan kelompok, melalui kontrol guru
  • Memberikan pujian (reward) baik verbal/non verbal atas kreasi pebelajar (terutama keberanian bertanya dan menjawab)
  • Menggunakan multi metode dan multi media dalam pembelajaran
  1. Keterlibatan Langsung

Hasil Penelitian : 60% hasil belajar diperoleh jika siswa terlibat langsung dalam proses belajar

Implikasi tindak PEMBELAJAR :

  • Mengaktifkan peran individu/kel kecil dlm penyelesaian tugas
  • Menggunakan media yg penggunaannya melibatkan pebelajar Memberikan kesempatan pebelajar untuk bereksperimen
  • Memberikan tugas praktik
  1. Prinsip Pengulangan

Stephen R. Covey : Kebiasaan merupakan titik pertemuan antara PENGETAHUAN (apa yang harus dilakukan dan mengapa), KETERAMPILAN (bagaimana melakukan )dan KEINGINAN (mau melakukan).

Implikasi tindak PEMBELAJAR :

  • Memilah pembelajaran yg berisi pesan yg butuh pengulangan
  • Merancang kegiatan pengulangan
  • Mengembangkan soal-soal latihan
  • Kegiatan pengulangan yang bervariasi
  1. Prinsip Tantangan (flow)

Milahy Csikszentmihalyi : “suatu keadaan di mana seseorang sangat terlibat dalam sebuah kegiatan, sehingga hal-hal lain seakan tak berarti lagi (diabaikan)”

Goleman : “jika tuntutan terlalu sedikit, orang akan menjadi bosan, dan jika terlalu banyak tuntutan mereka akan menjadi cemas”

Kurt Lewin (Field Theory/ Teori Medan):

-Siswa di dalam situasi belajar, berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis.

-Satu sisi berhadapan dengan cita-cita yang ingin dicapai, sisi lain dihadapkan pada hambatan yaitu bahan yg harus dipelajari

Implikasi tindak PEMBELAJAR :

  • Merancang dan mengelola kegiatan inquiri dan eksperimen
  • Memberikan tugas pemecahan masalah
  • Mendorong pebelajar membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran
  • Mengembangkan bahan pelajaran yang menarik
  • Membimbing untuk menemukan fakta, konsep, prinsip dan generalisasi
  • Merancang dan mengelola kegiatan diskusi
  1. Prinsip Balikan dan Penguatan

Sniker melalui Teori Operant Conditioning (Thorndike dalam Low of Effect)

  • Hasil belajar yang baik, memberikan balikan yg menyenangkan dan berpengaruh positif kepada proses belajar selanjutnya.
  • Hasil belajar yang tidak menyenagkan (negatif) juga dapat memberikan balikan yang memperkuat kelanjutan proses belajar berikutnya.
  • Penguatan positif dan negatif dapat memperkuat belajar.

Jenis PENGUATAN yg bisa dilakukan PEMBELAJAR :

  • Penguatan VERBAL
  • Penguatan GESTURAL (berupa gerak tubuh/mimik muka yang memberikan arti/kesan baik kepada peserta didik)
  • Penguatan dengan cara mendekati
  • Penguatan dengan cara sentuhan
  • Penguatan dg cara memberikan kegiatan yang menyenangkan
  • Penguatan berupa tanda atau benda (termasuk di dalamnya, komentar tertulis atas karya peserta didik, hadiah, piagam, lencana dsb)
  1. Prinsip Perbedaan Indiviual

Roy Killen, 1998 (Effective Teaching Strategies): keberagaman faktor, seperti sikap pebelajar, kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta kemampuannya dan konteks pembelajaran merupakan komponen yang memberikan dampak yang sangat penting terhadap apa yang sesungguhnya harus dipelajari pebelajar.

Karakteristik belajar pebelajar :

*Kelompok VISUAL : sering ditandai dengan mencoret-coret saat berbicara, lebih suka melihat peta/gambar dari pada mendengar, berbicara dengan tepat dan to the point, dst….

*Kelomok AUDITORIAL : Suka berbicara sendiri, lebih suka mendengar ceramah/seminar dari pada membaca buku, lebih suka berbicara dari pada menulis.

*Kelompok KINESTETIK: Berfikir lebih baik saat berjalan/bergerak, banyak bergerak saat berbicara, sulit untuk duduk dan diam.

Implementasi PEMBELAJAR :

  • Pebelajar harus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya untuk selanjutnya mendapatkan perlakuan dan layanan kegiatan belajar yg mereka butuhkan.
  • Pebelajar harus terus didorong untuk mampu memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan
  • Pebelajar membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang selaras dengan minat, tujuan, dan latar belakang mereka.
  • Pebelajar harus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang berbeda dengan peserta didik lainnya.
  • Pebelajar yang telah mengetahui/memahami kekuatan dirinya, cenderung memiliki motivasi belajar yg lebih tinggi

PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

Sesuai dengan STANDAR KOMPETENSI LULUSAN dan STANDAR ISI, maka prinsip pembelajaran yang digunakan:

  1.  Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya.
  2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa  sumber belajar seperti informasi dari buku siswa,  internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
  3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.
  4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
  5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu.Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.
  6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
  7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
  8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.
  9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan  dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun  merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.
  10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),  membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
  11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
  12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
  13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (tIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada  siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya.
  14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa;cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.

Tinggalkan Balasan